MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN
PENGERTIAN, TUJUAN DAN PROSES PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Dr. Maufur
Di Susun Oleh :
NAMA : Syaeful Anwar
NPM : 1111500056
PROGDI : Bimbingan dan Konseling (BK)
SEMESTER : I / C
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
TAHUN AKADENI 2011/2012
Kata Pengantar
Penulis mengucapkan
puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rakhmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas ujian tengah
semester Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. Penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini. Sebagai rasa hormat atas bantuan dan bantuannya, penulis mengucapkan
terimakasih kepada: Sahabat dan semua pihak yang
telah terlibat dan ikut membantu pembuatan haingga selesai dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya
dalam pembuatan masih banyak kekeurangan dan tidak terlepas dari kesalahan baik
kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu penulis berkenan mohon maaf sedalam
dalamnya.
Tidak ada gading yang tak retak, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kelengkapan dan perbaikan
dalam pembuatan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa
saja yang berkenan serta pihak yang peduli terhadap pendidikan di Negara
tercinta kita ini.
Tegal, 30 Desember 2011
Penulis
Syaeful Anwar
NMP:
1111500065
Latar
Belakang
Seorang
calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh
jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang sebenarnya yang disebut
sebenarnya pendidikan. Jawaban yang benar didapat melalui pemahaman
terhadapunsur-unsurnya, konsep yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagai
system.
Dengan
mengkaji ini anda akan dapat memahami unsure-unsur pendidikan, konsep dasar
pendidikan, dan pendidikan sebagai system, lebih rinci yang akan di dapat:
1. Mengemukakan
sekurang-kurangnya 4 macam batasan pendidikan menurut fungsinya.
2. Menjelaskan isi, posisi
tujuan, dan kehrusan adanya rumusan tujuan khusus pendidikan.
3. Menuliskan rincian tujuan
pendidikan serta hubungan antar tujuan-tujuan tersebut.
4. Menjeklaskan tujuan dan
proses pendidikan .;
5. Menjelaskan hakekat
pendidikan sepanjang hayat, landasan ilmiah dan rasionalnya.
6. Menjelaskan konsep
kemandirian dalam belajar.
7. Menulliskan unsure-unsur
pendidikan serta menjelaskan makna masing-masing unsure pendidikan tersebut
8. Menjelaskan arti
pendidikan sebagai system.
9. Menjelaskan hubungan
antara pemahaman pendidikan mengtanalisis system dengan sikap dan tindakannya
dalam memecahkan pendidikan.
10.
Menjelaskan keterkaitan antar penngajaran dengan pendidikan.
11.
Menjelaskan pendidikan prajabatan dan dalam jabatan sebagi
system.
12.
Menjelaskan pendidikan formal, non forma, dan informal
sebagai system.
PERMASALAHAN
Kualitas proses pendidikan mengenjala pada dua segi,
yaitu kulitas komponen dan kulitas pengolahanya. Kedua segi tersebut satu sama
lain saling bergantungan. Walau komponen-komponennya cukup baik, seperti
tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, jika tidak di tunjang
dengan pengolahan yang andal maka pencapaian tuuan tidak tercapai optimal.
Demikian pula bila pengolahan baik tapi di dalam kondisi serba kekeurangan,
akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal.
Pengolahan proses pendidikan meliputi ruang lingkup
makro, meso, dan mikro. Pengolahan proses dalam lingkup makro berupa
kebijakan-kebijakan pemerintahan yang lazimnya ditungkan dalam bentuk UU
Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK Mentri, SK Dirjen, serta dokumrn-dokumen
pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional yang lain.
Pengolahan dalam ruang lingku mikro merupakan
aplikasi-aplikasi pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah atau pun
kelas, sangar-sangar belajar, dan satuan-satuan pendidikan lainya dalam
masyarakat. Dalam ruang lingkup ini kepala sekolah, guru, tutor, dan
tenagga-tenagga pendidik lainnya memegang peranan pentingdi dalam penggolahan
pendidikan untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian pendidikan.
Yang menjadi tujuan utama proses pendidikan yaitu
terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal. Sebab
berkembangnya tingkah laku peserta didik sebagia tujuan belajar hanya
dimungkinkan adnya pengalaman belajr yang optimal itu. Di sini jelas bahwa
pendayagunaan teknologi pendidikan
memegang peranan penting. Pengelolahan proses pendidikan harus mempperhitungkan
perkembangan ilmu engetahuan dan teknologi. Karena itu setiap guru wajib
mengikuti secara seksama inivasi-inovasi pendidik terutama yang diseminasikan
secara meluas oleh pemerintah PPSI, belajar tntas (mastery learning),
pendekatan CBSA dan ketrampilan proses, muatan local dalam kurikulum, dn
lain-lainnya agar dapat menganbil manfaatnya.
Pembahasan
1. PENGERTIAN PENDIDIKAN
2. Batasan Tentng Pendidikan
Pendidikan, seperti sifat sarana yaitu manusia,
mengandung benyak aspek dan sifatnya sangat komlpeks. Karena sifatnya yang
kompleks itu, maka tidak sebuah batasan batasan pun yang memedahi untuk
menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan yang di
buat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandunganya berbeda yang satu dari yang
lain. Perbedaan tersebut mungkin karna orientasinya, maka konsep daras yang di
gunakan, apek menjadi tekanan, atau karna falsafah yang melandasinya.
Di bawah ini dikemukakan beberapa batasan pendidikan yang
berbeda berdasarkan fungsinya.
a. Pendidikan Sebagai Poses
Transformasi Budya
Sebagai proses
transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya
dari satu generasi ke generasi yang lain. Seperti bayi yang lahir yang sudah
berada di dalam sebuah lingkunhan budaya tertentu. Di dalam lingkungan
masyarakat di mana seorang bayi di lahirkan telah terdapat kebiasaan-kebiasaan
tertentu, larangan-larangan ,dan anjuran, dan ajakan tertentu yang
dikehendakioleh masyarakat. Hal-hal tersebut mengenai banyak hal seperti
bahasa, cara menerima tamu, makan, istirahat, bekerja, perkawinan, bercocok
tanam, dan seterusnya.
Nilai-nilai
kebudayaan tersebut mengalami transformasi dari generasi tua ke generasi muda.
Ada 3 hal bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok di terskan
misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggunga jawab adan lain-lain, yang
kurang cocok diperbaiki misalnya tata cara pesta perkawinan, dan yang tidak
cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu dutabukan diganti pendidikan
seks yang melalui pendidikan formal.
Disini tampak bahwa proses pewarisan budaya tidak
semata-mata mengenalkan budaya secara estafet. Pendidikan justru mempunyai
tugas mempersiakan peserta didik untuk hari esok. Suatu masa dengan pendidikan
yang menuntut banyak persyaratan baru yang tidak pernah diduga sebelumnya,dan
malah sebagian besar msih berupa teka-teki. Dengan menyadari bahwa system
pendidikan itu merupakan subsistem dari system pembangunan nasional maka misi
pendidikan sebagai transformasi budaya harus di singkron dengan beberapa
pernyataan GBHN yang memberikan tekanan pada upaya pelestarian dan pengebangan
kebudayaan, yaitu sebagai berikut:
1)
Kebudayaan nsional yang berlandaskan Pancasila adalah
perwujudan cipta rasa, dan karsa bangasa Indonesia.
2)
Kebudayan nasioanal yang mencerminkan nilai-nilai luhur
bangsa harus terus di pelihara, dibina, dan dikembangakan sehingga menjadi
penggerak bagi perwujudan cita-cita masa depan bangsa.
3)
Perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengakat
nilai-nilai social budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari
luar yang posotif dan yang diperlukan bagi pembaruan dalam proses pembangunan.
4)
Perlu terus diciptakan suasana yang mendorong tumbuh dan
berkembang disiplin nasional serta sikap
budaya yang mampu menjawab tantangan pembangunan dengan dikembagkan pranata
social yang mendukung proses pemantapan budaya bangsa.
5)
Usaha pembaruan bangsa perlu di lanjutkan di segala bidang
kehidupan, bidang kehidupan, dan social budaya.
b. Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan
Pribadi
Sebagai pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai
suatu kegiatan yang systematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya
kepribadian peserta didik.
Sistematis oleh
karna pross pedidikan pberlangsung melalui tahapan-tahapan bersinambungan
(procedural) dan sistemik oleh karna berlangsung dalam situasi kondisi, di
semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah,dan masyarakat).
Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu
pembentukan pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa, dan bagi merekan
yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
Yang terakhir diosebut pendidikan diri sendiri (zelf vorming). Kedua-duanya
bersifat alamiah dan besifat keharusan. Bayi yang baru lahir kepribadiaannya
belum terbentuk, belum mempunyai warna dan corak kepribadian yang tertentu. Ia
baru merupakan individu, belum suatu pribadi. Untuk menjadi suatu pribadi
memerlukan mendapat suatu bimbingan, latihan-latihan, dan pengal;aman melalui
bergaul denagan lingkunagannya, khusus dengan linngkungan pendidikan.
Bagi mereka yang sudah dewasa tetep dituntut adanya
pengembangan diri agar kualitas kepribadiaan meningkat serempak dengan
meningkatnya tantangan hidup yang delalu berubah. Dalam hubungan ini dekenal
apa yang disebut pendidikan sepanjang
hidup. Pembetukan mencakup pembentukan pembentukan cipta, rasa, dan karsa (
kognitif, efektif, dan psikomotor) yang sejalan dengan perkembanga fisik.
Dalam posisi manusia sebagi makhluk seba terhubung,
pembentukan pribadi meliputi pengembagan penyesuaian diri terhadap lingkungan,
terhadap diri sendiri, dan terhadap Tuhan.
c. Pendidikan Sebagai
Penyiapan Warga Negara
Pendidikan sebagi penyiapan waraga Negara di artikan
sebagai suati kegitan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi
warga Negara yang baik. Tentu saja istilah baik di sini bersifat relatif,
tergantung pada tujuan nasional dari masing-masing bangsa, oleh karna
masing-masimg bangsa mempunyai filsafah hidupyanfg berbeda-deda.
Bagi kita warga Negara yang baik diartikan selaku pribadi
yang tau hak dan kewajiban sebagia waraga Negara, hal ini di tetap kan Dallam
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 yang menyatakan bahwa segala waraga Negara bersamaan kedudukannya di dalam
hokum dan dalam pemerintahan dan wjib menjujung hukum dan pemerintah itu dengan
tidak ada kecualinya.
d. Pndidikan Sebagi Persiapan
Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai tenaga kerja di artikan sebagai
pembimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.
Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan kerja
pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karna bekerja
menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Bekerja menjadi penopang hidup
seseorang dan keluarga sehingga tidak bergantung dan mwengganggu orang lain.
Melalui kegiatan bekerja seorang mendapat kepuasan bukan karna hanya
mendapatkan imbalan melaikan juga karna seorang dapat memberikan sesuatau ke
orang lain (jasa maupun benda), bergaul, bekreasi, dan bersibuk diri. Kebenran
hal tersebut menjadi jelas bila kita meliahat hal yang sebaliknya, menganggur
dalah musuh kehidupan.
e. Definisi Pendidikan
Menurut GBHN
GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990:105) member batasan tentang
pendidikan nasional sebagai berukut: pendidikan nasional yang berakar pada
kebudayaan Negara Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar
1945 diarahkan untuk mencerdaskan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan
manusai yang serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri hingga mampu membangun dirinya
dan masyarakat sekeliling serta dapat mempengaruhi kebutuhan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Difinisi yersebut menggambarkan terbentuknya manusia yang
utuh sebagai tujuan pendidikan. Pendidikan memperhatikan kesatuan aspef jasmani
dan rohani, aspek diri (individualitas) dan aspek social, asek kognitif
afektif, dan psikomotor, serta segi serba keterhubngan manusia dengandirinya
(konsentris), dengan lingkungan social dan alamnya (horizontal), dan dengan
Tuhannya (vertical).
2. TUJUAN dan PROSES
PENDIDIKAN
a. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai
yang baik, luhur pantas, benar, dan iondah untuk kehidipan. Karna itu tujuan
pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arahan kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap pendidikan.
Sebagai komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki
posisi penting di antar komponen-komponen pendidikan lainnya. Dapat dilakukan
semata-mataterarah kepada atau ditunjukan untuk pencapaian tujuan tersebut.
Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tida relevan dengan tujuan tersebut
di angap menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus di cegah
terjadinya. Disini terlihat bahwa tujuan pendidikan bersifat normative, yaitu
mengandung unsure norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan
denganhakikat perkembagan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat
sebagia nilai hidip yang baik.
Sehububugan dengan fungsi tujuan yang demikian penting
itu, maka menjadi keharusan bagi pendidik untuk memehaminya. Kekurang pahaman
pendidik terhadap tujan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan di dalam
pelaksanaan pendidikan. Gejala demikian oleh Langeveld disebut salah teoris
(Langefeld, 1995).
Tujuan pendidikan bersifat abstrak arna memuat
nilai-nilai abstrak. Tujuan demikian bersuifat umum, ideal, dan kandungannya
sangat luas sehingga sulit untuk dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan
pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan kepda para peserta didik dalam
kondisi tertentu, dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu.
Pelaksanaannya hanya mungkin apabila tujuan yang ingin
dicapai dibuat jelas (eksplisit), kongkrityt, dan lingkup kandungannya terbatas.
Dengan kata lain tujuan umum perlu di rinci sehingga menjadi tujuan yang lebih
khusus dan terbatas agar mudah direalisasikan di dalam praktek.
Ada beberapa hal yang
menyebabkan mengapa tujuan khusus itu diperlukan antara lain:
a)
Perkhususan tujan memungkinkan dilaksanakan tujuan umum
melalui proses pendidikan.
b)
Adanya kekhususan dari peserta didik, yaitu berkenaan dengan
jenis kelamin pembawaan, dan minat, kemampuan orang tuanya,lingkungan
masyarakat.
c)
Kpribadian yang menjadi sasaran untuk dibentuk atau
dikebangkan bersifat kompleks sehingga perlu dirinci dan dikhususkan, aspek apa
yang dikembangka.
d)
Adanya tahapan-tahapan perkembangan pendidikan. Jika proses
dari satu tahap pendidikan tercapai disebut satu tujuan pertama yang dicapai.
e)
Adanya kekhususan masing-masing lembaga pelayanan pendidikan
kesehatan, pertaian, dan hal-hal apapunjalur pendidikan seperti jalur
pendidikan sekolah, dan pendidikan diluar sekolah.
f)
Adadnya tutuntan persyaratan pekerjaan di lapangan yang harus
dipenuhioleh peserta didik sebagai pilihanya.
g)
Diperlukan teknik tutunan yang menunjang pencapaian tujuan
yang lebih lanjut missal membaca dan menulisdalam waktu yang relative
pendek.Tujuan khusus yang berhubungan dengan ini besifat teknis, yang berfungsi sebagai tujuan
antara. Karna sifatnya teknis (idiologis) maka bias berlaku dalam pendidikan
yang berbeda idiologinya.
h)
Adanya kondisi situasioanal, yaitu peristiwa-peristiwa yang
terjadi secara kebetulan muncul tampa direncanakan. Karena ada sesuatu
peristiwa di mana pendidik perlu bertindak, maka bertindaklah pendidik dengan
maksud/tujuan yng tentu.
i) Kemampuan yang ada pada
pendidik
Di dalam praktek praktek pendidikan khususnya pada system
persekolahan, di dalam rentangan antara tujuan umum dengan tujuan yang sangat
khusus terdapat sejumlah tujuan antara. Tujuan antara berfungsi menjembatani
pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuaan khusus. Umumnya ada 4 jenjang
tujuan di dalamnya terdapat tujuan di antara, yaitu: tujuan umum, tujuan
institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instuksional.
a) Tujuan umum pendidikan
Indonesia ialah manusia Pancasila.
b) Tujuan instutisional yaitu
tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya.
Missal tujuan pendidikan tingkat SD berbeda dari tujuan penddikan tingkat
menengah, dan seterusnya. Tujuan pendidikan pertanian berbeda dengan tujuan
pendidikan teknik.jika semua lembaga (institusi) dapat mencapai tujuanya berate
tjuan nasional tercapai, yaitu terwujdnya manusia Pancali yang memiliki bekal
khusus dengan misi lembaga pendidikan di man seorang mengembleng diri.
c) Tujuan kurikuler, yaitu
tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran
d) Tujuan intruksianal
Materi kurikulum yamg
berupa bidang studi-bidang studi terdiri dari pokok-pokok bahasan dan sub-pokok
bahasan.
Secara keseluruhan macam-macam tujuan tesebut merupakan
suatu kebetulan. Tujuan umum memberikan arahan kepada semua tujuan yang lebih
dan yang jenjangnya lebih rendah. Sebaliknya tujuan uyang lebih khusus
menunjang pencapaian yang lebih luas dan
jenjangnya lebih tinggi untuk mencapai tujuan yang lebih umum.
b.
Proses Pendidikan
Proses pedidikan merupakan kegiaatan mobilitasi segenap
komponen pendidikan oleh pendidik kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagai
mana proses pendidikan di laksanankan sangat menentukan kualitas hasil
pencapaian tujuan pendidikan.
Kalitas proses pendidikan mengenjala pda dua segi, yaitu
kulitas komponen dan kulitas pengolahanya. Kedua segi tersebut satu sama lain
saling bergantungan. Walau komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya
prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, jika tidak di tunjang dengan
pengolahan yang andal maka pencapaian tuuan tidak tercapai optimal. Demikian
pula bila pengolahan baik tapi di dalam kondisi serba kekeurangan, akan
mengakibatkan hasil yang tidak optimal.
Pengolahan proses
pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan mikro. Pengolahan proses
dalam lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan pemerintahan yang lazimnya
ditungkan dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK Mentri, SK
Dirjen, serta dokumrn-dokumen pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional
yang lain.
Pengolahan dalam ruang
lingku mikro merupakan aplikasi-aplikasi pendidikan yang berlangsung dalam
lingkungan sekolah atau pun kelas, sangar-sangar belajar, dan satuan-satuan
pendidikan lainya dalam masyarakat. Dalam ruang lingkup ini kepala sekolah,
guru, tutor, dan tenagga-tenagga pendidik lainnya memegang peranan pentingdi
dalam penggolahan pendidikan untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian
pendidikan.
Yang menjadi tujuan utama
proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang
optimal. Sebab berkembangnya tingkah laku peserta didik sebagia tujuan belajar
hanya dimungkinkan adnya pengalaman belajr yang optimal itu. Di sini jelas bahwa
pendayagunaan teknologi pendidikan
memegang peranan penting. Pengelolahan proses pendidikan harus mempperhitungkan
perkembangan ilmu engetahuan dan teknologi. Karena itu setiap guru wajib
mengikuti secara seksama inivasi-inovasi pendidik terutama yang diseminasikan
secara meluas oleh pemerintah PPSI, belajar tntas (mastery learning),
pendekatan CBSA dan ketrampilan proses, muatan local dalam kurikulum, dn
lain-lainnya agar dapat menganbil manfaatnya.
KESIMPULAN
Pendidikan sebagai tenaga kerja di
artikan sebagai pembimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk
bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan
karna bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Bekerja menjadi
penopang hidup seseorang dan keluarga sehingga tidak bergantung dan mwengganggu
orang lain. Melalui kegiatan bekerja seorang mendapat kepuasan bukan karna
hanya mendapatkan imbalan melaikan juga karna seorang dapat memberikan sesuatau
ke orang lain (jasa maupun benda), bergaul, bekreasi, dan bersibuk diri.
Kebenran hal tersebut menjadi jelas bila kita meliahat hal yang sebaliknya,
menganggur dalah musuh kehidupan.
Proses pedidikan merupakan kegiaatan mobilitasi segenap
komponen pendidikan oleh pendidik kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagai
mana proses pendidikan di laksanankan sangat menentukan kualitas hasil
pencapaian tujuan pendidikan.
SARAN
Ada 4 jenjang tujuan di
dalamnya terdapat tujuan di antara, yaitu: tujuan umum, tujuan institusional,
tujuan kurikuler, dan tujuan instuksional.
a) Tujuan umum pendidikan
Indonesia ialah manusia Pancasila.
b) Tujuan instutisional yaitu
tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya. Missal
tujuan pendidikan tingkat SD berbeda dari tujuan penddikan tingkat menengah,
dan seterusnya. Tujuan pendidikan pertanian berbeda dengan tujuan pendidikan
teknik.jika semua lembaga (institusi) dapat mencapai tujuanya berate tjuan
nasional tercapai, yaitu terwujdnya manusia Pancali yang memiliki bekal khusus
dengan misi lembaga pendidikan di man seorang mengembleng diri.
c) Tujuan kurikuler, yaitu
tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran
d) Tujuan intruksianal
Materi kurikulum yamg
berupa bidang studi-bidang studi terdiri dari pokok-pokok bahasan dan sub-pokok
bahasan.
Secara keseluruhan macam-macam tujuan tesebut merupakan
suatu kebetulan. Tujuan umum memberikan arahan kepada semua tujuan yang lebih
dan yang jenjangnya lebih rendah. Sebaliknya tujuan uyang lebih khusus
menunjang pencapaian yang lebih luas dan
jenjangnya lebih tinggi untuk mencapai tujuan yang lebih umum.
DAFTAR
PUSTAKA
C.
Roviq. 1982. Menyusuri Jalur Pembangunan dan Inovasi Pendidikan di Kawasan
Dunia Ketiga. Surabaya: Usaha Nasional.
Mardiatmadja,
B. S.. 1986. TAntangan Dunia Pedidikan, Yogyakarta: Penerbit Kanisus.
Tatang
M. Amirin. 1992. Pokok-Pokok Teori
Sistem. Jakarta: Rajawali Pers.
Wayan
Ardana, editor. 1971. Dasar-Dasar Kependidikan. Malang: FIPIKIP.