Rabu, 15 Mei 2013


MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN
PENGERTIAN, TUJUAN DAN PROSES PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Dr. Maufur





Di Susun Oleh :
NAMA : Syaeful Anwar
NPM : 1111500056
PROGDI : Bimbingan dan Konseling (BK)
SEMESTER : I / C

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
TAHUN AKADENI 2011/2012

Kata Pengantar


Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rakhmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas ujian tengah semester Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Sebagai rasa hormat atas bantuan dan bantuannya, penulis mengucapkan terimakasih kepada: Sahabat dan semua pihak yang telah terlibat dan ikut membantu pembuatan haingga selesai dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam pembuatan masih banyak kekeurangan dan tidak terlepas dari kesalahan baik kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu penulis berkenan mohon maaf sedalam dalamnya.
            Tidak ada gading yang tak retak, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kelengkapan dan perbaikan dalam pembuatan makalah berikutnya.
            Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang berkenan serta pihak yang peduli terhadap pendidikan di Negara tercinta kita ini.



Tegal, 30  Desember 2011
Penulis

                                                                     Syaeful Anwar
                                                                                          NMP: 1111500065





Latar Belakang


Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang sebenarnya yang disebut sebenarnya pendidikan. Jawaban yang benar didapat melalui pemahaman terhadapunsur-unsurnya, konsep yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagai system.
Dengan mengkaji ini anda akan dapat memahami unsure-unsur pendidikan, konsep dasar pendidikan, dan pendidikan sebagai system, lebih rinci yang akan di dapat:
1.     Mengemukakan sekurang-kurangnya 4 macam batasan pendidikan menurut fungsinya.
2.     Menjelaskan isi, posisi tujuan, dan kehrusan adanya rumusan tujuan khusus pendidikan.
3.     Menuliskan rincian tujuan pendidikan serta hubungan antar tujuan-tujuan tersebut.
4.     Menjeklaskan tujuan dan proses pendidikan .;
5.     Menjelaskan hakekat pendidikan sepanjang hayat, landasan ilmiah dan rasionalnya.
6.     Menjelaskan konsep kemandirian dalam belajar.
7.     Menulliskan unsure-unsur pendidikan serta menjelaskan makna masing-masing unsure pendidikan tersebut
8.     Menjelaskan arti pendidikan sebagai system.
9.     Menjelaskan hubungan antara pemahaman pendidikan mengtanalisis system dengan sikap dan tindakannya dalam memecahkan pendidikan.
10.                        Menjelaskan keterkaitan antar penngajaran dengan pendidikan.
11.                        Menjelaskan pendidikan prajabatan dan dalam jabatan sebagi system.
12.                        Menjelaskan pendidikan formal, non forma, dan informal sebagai system.


PERMASALAHAN


            Kualitas proses pendidikan mengenjala pada dua segi, yaitu kulitas komponen dan kulitas pengolahanya. Kedua segi tersebut satu sama lain saling bergantungan. Walau komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, jika tidak di tunjang dengan pengolahan yang andal maka pencapaian tuuan tidak tercapai optimal. Demikian pula bila pengolahan baik tapi di dalam kondisi serba kekeurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal.
            Pengolahan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan mikro. Pengolahan proses dalam lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan pemerintahan yang lazimnya ditungkan dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK Mentri, SK Dirjen, serta dokumrn-dokumen pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional yang lain.
            Pengolahan dalam ruang lingku mikro merupakan aplikasi-aplikasi pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah atau pun kelas, sangar-sangar belajar, dan satuan-satuan pendidikan lainya dalam masyarakat. Dalam ruang lingkup ini kepala sekolah, guru, tutor, dan tenagga-tenagga pendidik lainnya memegang peranan pentingdi dalam penggolahan pendidikan untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian pendidikan.
            Yang menjadi tujuan utama proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal. Sebab berkembangnya tingkah laku peserta didik sebagia tujuan belajar hanya dimungkinkan adnya pengalaman belajr yang optimal itu. Di sini jelas bahwa pendayagunaan teknologi  pendidikan memegang peranan penting. Pengelolahan proses pendidikan harus mempperhitungkan perkembangan ilmu engetahuan dan teknologi. Karena itu setiap guru wajib mengikuti secara seksama inivasi-inovasi pendidik terutama yang diseminasikan secara meluas oleh pemerintah PPSI, belajar tntas (mastery learning), pendekatan CBSA dan ketrampilan proses, muatan local dalam kurikulum, dn lain-lainnya agar dapat menganbil manfaatnya.

Pembahasan

1.     PENGERTIAN PENDIDIKAN

2.  Batasan Tentng Pendidikan
            Pendidikan, seperti sifat sarana yaitu manusia, mengandung benyak aspek dan sifatnya sangat komlpeks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan batasan pun yang memedahi untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan yang di buat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandunganya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karna orientasinya, maka konsep daras yang di gunakan, apek menjadi tekanan, atau karna falsafah yang melandasinya.
            Di bawah ini dikemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya.
a.     Pendidikan Sebagai Poses Transformasi Budya
             Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Seperti bayi yang lahir yang sudah berada di dalam sebuah lingkunhan budaya tertentu. Di dalam lingkungan masyarakat di mana seorang bayi di lahirkan telah terdapat kebiasaan-kebiasaan tertentu, larangan-larangan ,dan anjuran, dan ajakan tertentu yang dikehendakioleh masyarakat. Hal-hal tersebut mengenai banyak hal seperti bahasa, cara menerima tamu, makan, istirahat, bekerja, perkawinan, bercocok tanam, dan seterusnya.
             Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada 3 hal bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok di terskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggunga jawab adan lain-lain, yang kurang cocok diperbaiki misalnya tata cara pesta perkawinan, dan yang tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu dutabukan diganti pendidikan seks yang melalui pendidikan formal.
            Disini tampak bahwa proses pewarisan budaya tidak semata-mata mengenalkan budaya secara estafet. Pendidikan justru mempunyai tugas mempersiakan peserta didik untuk hari esok. Suatu masa dengan pendidikan yang menuntut banyak persyaratan baru yang tidak pernah diduga sebelumnya,dan malah sebagian besar msih berupa teka-teki. Dengan menyadari bahwa system pendidikan itu merupakan subsistem dari system pembangunan nasional maka misi pendidikan sebagai transformasi budaya harus di singkron dengan beberapa pernyataan GBHN yang memberikan tekanan pada upaya pelestarian dan pengebangan kebudayaan, yaitu sebagai berikut:
1)    Kebudayaan nsional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta rasa, dan karsa bangasa Indonesia.
2)    Kebudayan nasioanal yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa harus terus di pelihara, dibina, dan dikembangakan sehingga menjadi penggerak bagi perwujudan cita-cita masa depan bangsa.
3)    Perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengakat nilai-nilai social budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari luar yang posotif dan yang diperlukan bagi pembaruan dalam proses pembangunan.
4)    Perlu terus diciptakan suasana yang mendorong tumbuh dan berkembang disiplin  nasional serta sikap budaya yang mampu menjawab tantangan pembangunan dengan dikembagkan pranata social yang mendukung proses pemantapan budaya bangsa.
5)    Usaha pembaruan bangsa perlu di lanjutkan di segala bidang kehidupan, bidang kehidupan, dan social budaya.

b.     Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan Pribadi
            Sebagai pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang systematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
             Sistematis oleh karna pross pedidikan pberlangsung melalui tahapan-tahapan bersinambungan (procedural) dan sistemik oleh karna berlangsung dalam situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah,dan masyarakat).
            Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa, dan bagi merekan yang sudah dewasa atas  usaha sendiri. Yang terakhir diosebut pendidikan diri sendiri (zelf vorming). Kedua-duanya bersifat alamiah dan besifat keharusan. Bayi yang baru lahir kepribadiaannya belum terbentuk, belum mempunyai warna dan corak kepribadian yang tertentu. Ia baru merupakan individu, belum suatu pribadi. Untuk menjadi suatu pribadi memerlukan mendapat suatu bimbingan, latihan-latihan, dan pengal;aman melalui bergaul denagan lingkunagannya, khusus dengan linngkungan pendidikan.
            Bagi mereka yang sudah dewasa tetep dituntut adanya pengembangan diri agar kualitas kepribadiaan meningkat serempak dengan meningkatnya tantangan hidup yang delalu berubah. Dalam hubungan ini dekenal apa yang disebut pendidikan sepanjang hidup. Pembetukan mencakup pembentukan pembentukan cipta, rasa, dan karsa ( kognitif, efektif, dan psikomotor) yang sejalan dengan perkembanga fisik.
            Dalam posisi manusia sebagi makhluk seba terhubung, pembentukan pribadi meliputi pengembagan penyesuaian diri terhadap lingkungan, terhadap diri sendiri, dan terhadap Tuhan.

c.      Pendidikan Sebagai Penyiapan Warga Negara
            Pendidikan sebagi penyiapan waraga Negara di artikan sebagai suati kegitan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga Negara yang baik. Tentu saja istilah baik di sini bersifat relatif, tergantung pada tujuan nasional dari masing-masing bangsa, oleh karna masing-masimg bangsa mempunyai filsafah hidupyanfg berbeda-deda.
            Bagi kita warga Negara yang baik diartikan selaku pribadi yang tau hak dan kewajiban sebagia waraga Negara, hal ini di tetap kan Dallam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 yang menyatakan bahwa segala  waraga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hokum dan dalam pemerintahan dan wjib menjujung hukum dan pemerintah itu dengan tidak ada kecualinya.




d.     Pndidikan Sebagi Persiapan Tenaga Kerja
            Pendidikan sebagai tenaga kerja di artikan sebagai pembimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karna bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Bekerja menjadi penopang hidup seseorang dan keluarga sehingga tidak bergantung dan mwengganggu orang lain. Melalui kegiatan bekerja seorang mendapat kepuasan bukan karna hanya mendapatkan imbalan melaikan juga karna seorang dapat memberikan sesuatau ke orang lain (jasa maupun benda), bergaul, bekreasi, dan bersibuk diri. Kebenran hal tersebut menjadi jelas bila kita meliahat hal yang sebaliknya, menganggur dalah musuh kehidupan.

e.     Definisi Pendidikan Menurut GBHN
            GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990:105) member batasan tentang pendidikan nasional sebagai berukut: pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan Negara Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk mencerdaskan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusai yang serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri hingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekeliling serta dapat mempengaruhi kebutuhan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
            Difinisi yersebut menggambarkan terbentuknya manusia yang utuh sebagai tujuan pendidikan. Pendidikan memperhatikan kesatuan aspef jasmani dan rohani, aspek diri (individualitas) dan aspek social, asek kognitif afektif, dan psikomotor, serta segi serba keterhubngan manusia dengandirinya (konsentris), dengan lingkungan social dan alamnya (horizontal), dan dengan Tuhannya (vertical).






2.     TUJUAN dan PROSES PENDIDIKAN

a.     Tujuan Pendidikan
            Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur pantas, benar, dan iondah untuk kehidipan. Karna itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arahan kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap pendidikan.
            Sebagai komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi penting di antar komponen-komponen pendidikan lainnya. Dapat dilakukan semata-mataterarah kepada atau ditunjukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tida relevan dengan tujuan tersebut di angap menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus di cegah terjadinya. Disini terlihat bahwa tujuan pendidikan bersifat normative, yaitu mengandung unsure norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan denganhakikat perkembagan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagia nilai hidip yang baik.
            Sehububugan dengan fungsi tujuan yang demikian penting itu, maka menjadi keharusan bagi pendidik untuk memehaminya. Kekurang pahaman pendidik terhadap tujan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan di dalam pelaksanaan pendidikan. Gejala demikian oleh Langeveld disebut salah teoris (Langefeld, 1995).
            Tujuan pendidikan bersifat abstrak arna memuat nilai-nilai abstrak. Tujuan demikian bersuifat umum, ideal, dan kandungannya sangat luas sehingga sulit untuk dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan kepda para peserta didik dalam kondisi tertentu, dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu.


           
            Pelaksanaannya hanya mungkin apabila tujuan yang ingin dicapai dibuat jelas (eksplisit), kongkrityt, dan lingkup kandungannya terbatas. Dengan kata lain tujuan umum perlu di rinci sehingga menjadi tujuan yang lebih khusus dan terbatas agar mudah direalisasikan di dalam praktek.
Ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa tujuan khusus itu diperlukan antara lain:
a)     Perkhususan tujan memungkinkan dilaksanakan tujuan umum melalui proses pendidikan.
b)    Adanya kekhususan dari peserta didik, yaitu berkenaan dengan jenis kelamin pembawaan, dan minat, kemampuan orang tuanya,lingkungan masyarakat.
c)     Kpribadian yang menjadi sasaran untuk dibentuk atau dikebangkan bersifat kompleks sehingga perlu dirinci dan dikhususkan, aspek apa yang dikembangka.
d)    Adanya tahapan-tahapan perkembangan pendidikan. Jika proses dari satu tahap pendidikan tercapai disebut satu tujuan pertama yang dicapai.
e)     Adanya kekhususan masing-masing lembaga pelayanan pendidikan kesehatan, pertaian, dan hal-hal apapunjalur pendidikan seperti jalur pendidikan sekolah, dan pendidikan diluar sekolah.
f)      Adadnya tutuntan persyaratan pekerjaan di lapangan yang harus dipenuhioleh peserta didik sebagai pilihanya.
g)     Diperlukan teknik tutunan yang menunjang pencapaian tujuan yang lebih lanjut missal membaca dan menulisdalam waktu yang relative pendek.Tujuan khusus yang berhubungan dengan ini  besifat teknis, yang berfungsi sebagai tujuan antara. Karna sifatnya teknis (idiologis) maka bias berlaku dalam pendidikan yang berbeda idiologinya.
h)    Adanya kondisi situasioanal, yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi secara kebetulan muncul tampa direncanakan. Karena ada sesuatu peristiwa di mana pendidik perlu bertindak, maka bertindaklah pendidik dengan maksud/tujuan yng tentu.
i)       Kemampuan yang ada pada pendidik
            Di dalam praktek praktek pendidikan khususnya pada system persekolahan, di dalam rentangan antara tujuan umum dengan tujuan yang sangat khusus terdapat sejumlah tujuan antara. Tujuan antara berfungsi menjembatani pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuaan khusus. Umumnya ada 4 jenjang tujuan di dalamnya terdapat tujuan di antara, yaitu: tujuan umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instuksional.
a)     Tujuan umum pendidikan Indonesia ialah manusia Pancasila.
b)    Tujuan instutisional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya. Missal tujuan pendidikan tingkat SD berbeda dari tujuan penddikan tingkat menengah, dan seterusnya. Tujuan pendidikan pertanian berbeda dengan tujuan pendidikan teknik.jika semua lembaga (institusi) dapat mencapai tujuanya berate tjuan nasional tercapai, yaitu terwujdnya manusia Pancali yang memiliki bekal khusus dengan misi lembaga pendidikan di man seorang mengembleng diri.
c)     Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran
d)    Tujuan intruksianal
Materi kurikulum yamg berupa bidang studi-bidang studi terdiri dari pokok-pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.
            Secara keseluruhan macam-macam tujuan tesebut merupakan suatu kebetulan. Tujuan umum memberikan arahan kepada semua tujuan yang lebih dan yang jenjangnya lebih rendah. Sebaliknya tujuan uyang lebih khusus menunjang pencapaian yang lebih luas dan  jenjangnya lebih tinggi untuk mencapai tujuan yang lebih umum.
b.     Proses Pendidikan
            Proses pedidikan merupakan kegiaatan mobilitasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagai mana proses pendidikan di laksanankan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.


            Kalitas proses pendidikan mengenjala pda dua segi, yaitu kulitas komponen dan kulitas pengolahanya. Kedua segi tersebut satu sama lain saling bergantungan. Walau komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, jika tidak di tunjang dengan pengolahan yang andal maka pencapaian tuuan tidak tercapai optimal. Demikian pula bila pengolahan baik tapi di dalam kondisi serba kekeurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal.
Pengolahan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan mikro. Pengolahan proses dalam lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan pemerintahan yang lazimnya ditungkan dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK Mentri, SK Dirjen, serta dokumrn-dokumen pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional yang lain.
Pengolahan dalam ruang lingku mikro merupakan aplikasi-aplikasi pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah atau pun kelas, sangar-sangar belajar, dan satuan-satuan pendidikan lainya dalam masyarakat. Dalam ruang lingkup ini kepala sekolah, guru, tutor, dan tenagga-tenagga pendidik lainnya memegang peranan pentingdi dalam penggolahan pendidikan untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian pendidikan.
Yang menjadi tujuan utama proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal. Sebab berkembangnya tingkah laku peserta didik sebagia tujuan belajar hanya dimungkinkan adnya pengalaman belajr yang optimal itu. Di sini jelas bahwa pendayagunaan teknologi  pendidikan memegang peranan penting. Pengelolahan proses pendidikan harus mempperhitungkan perkembangan ilmu engetahuan dan teknologi. Karena itu setiap guru wajib mengikuti secara seksama inivasi-inovasi pendidik terutama yang diseminasikan secara meluas oleh pemerintah PPSI, belajar tntas (mastery learning), pendekatan CBSA dan ketrampilan proses, muatan local dalam kurikulum, dn lain-lainnya agar dapat menganbil manfaatnya.



KESIMPULAN

Pendidikan sebagai tenaga kerja di artikan sebagai pembimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karna bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Bekerja menjadi penopang hidup seseorang dan keluarga sehingga tidak bergantung dan mwengganggu orang lain. Melalui kegiatan bekerja seorang mendapat kepuasan bukan karna hanya mendapatkan imbalan melaikan juga karna seorang dapat memberikan sesuatau ke orang lain (jasa maupun benda), bergaul, bekreasi, dan bersibuk diri. Kebenran hal tersebut menjadi jelas bila kita meliahat hal yang sebaliknya, menganggur dalah musuh kehidupan.
            Proses pedidikan merupakan kegiaatan mobilitasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagai mana proses pendidikan di laksanankan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.












SARAN

Ada 4 jenjang tujuan di dalamnya terdapat tujuan di antara, yaitu: tujuan umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instuksional.
a)     Tujuan umum pendidikan Indonesia ialah manusia Pancasila.
b)    Tujuan instutisional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya. Missal tujuan pendidikan tingkat SD berbeda dari tujuan penddikan tingkat menengah, dan seterusnya. Tujuan pendidikan pertanian berbeda dengan tujuan pendidikan teknik.jika semua lembaga (institusi) dapat mencapai tujuanya berate tjuan nasional tercapai, yaitu terwujdnya manusia Pancali yang memiliki bekal khusus dengan misi lembaga pendidikan di man seorang mengembleng diri.
c)     Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran
d)    Tujuan intruksianal
Materi kurikulum yamg berupa bidang studi-bidang studi terdiri dari pokok-pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.
            Secara keseluruhan macam-macam tujuan tesebut merupakan suatu kebetulan. Tujuan umum memberikan arahan kepada semua tujuan yang lebih dan yang jenjangnya lebih rendah. Sebaliknya tujuan uyang lebih khusus menunjang pencapaian yang lebih luas dan  jenjangnya lebih tinggi untuk mencapai tujuan yang lebih umum.








DAFTAR PUSTAKA


C. Roviq. 1982. Menyusuri Jalur Pembangunan dan Inovasi Pendidikan di Kawasan Dunia Ketiga. Surabaya: Usaha Nasional.
Mardiatmadja, B. S.. 1986. TAntangan Dunia Pedidikan, Yogyakarta: Penerbit Kanisus.
Tatang M. Amirin. 1992. Pokok-Pokok Teori  Sistem. Jakarta: Rajawali Pers.
Wayan Ardana, editor. 1971. Dasar-Dasar Kependidikan. Malang: FIPIKIP.

0 komentar:

Posting Komentar